Harga sebuah properti tidak hanya tergantung dari keadaan properti atau aset seperti kualitas tanah dan bangunannya saja. Akan tetapi juga tergantung dari faktor eksternal yang salah satunya adalah kondisi lingkungan di sekitar properti tersebut.

Kondisi lingkungan di sekitar properti merupakan faktor yang sangat menunjang. Misalnya saja seperti yang sudah Anda ketahui bahwa ada wilayah rawan banjir yang membuat rumah selalu terendam jika memasuki musim penghujan. Faktor lingkungan seperti ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap harga properti yang akan dijual.

Selain itu, sarana kota seperti pemadam kebakaran dan dinas kesehatan juga sering menjadi pertimbangan bagi calon pembeli properti. Mereka tidak akan mempermasalahkan harga karena kenyamanan hidup yang menjadi hal utama.

Kondisi lingkungan lainnya yang menjadi faktor dari harga sebuah properti yaitu aksesnya. Saat ini banyak sekali dijumpai pengembang di kota-kota besar yang mendirikan perumahan yang bisa disebut sebagai kota satelit. Maksudnya adalah perumahan dalam kota yang menyediakan berbagai fasilitas perumahan seperti rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, sarana rekreasi dan masih banyak lagi yang lain. Kondisi seperti ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap harga dari sebuah properti.

Agar lebih jelas memahami dampak lingkungan terhadap harga properti, Anda bisa menyimak penjelasan di bawah ini.

Anda mempunyai villa yang ingin dijual atau disewakan? Anda dapat memasang iklan properti Anda di web rumah.com secara gratis melalui halaman berikut https://www.rumah.com/villa-dijual .

Dampak Kondisi Lingkungan Terhadap Harga Properti

Beberapa hal yang bisa mempengaruhi harga sebuah properti antara lain sebagai berikut:

1. Lokasi tanah yang strategis

Sudah tidak diragukan lagi bahwa lokasi tanah yang strategis akan sangat mempengaruhi harga jualnya. Meningkatnya harga properti juga sangat mengacu pada pemahaman tersebut. Sebab, lokasi yang strategis sangat ditentukan oleh pertimbangan yang ekonomis. Misalnya saja jika sebuah properti yang akan dibeli ternyata berada di pusat kota, dekat dengan pusat bisnis dan pusat pemerintahan. Apalagi jika kualitas lingkungan sosial dan fisiknya mendukung seperti tersedia fasilitas dan utilitas umum.

Otomatis harga properti yang lokasinya dekat dengan jalan lingkungan tertata berdasarkan blok plan, jaringan listrik, saluran drainase, jaringan PDAM, taman lingkungan atau yang lainnya akan memiliki harga yang lebih tinggi. Apalagi jika semua fasilitas tersebut masih berada di tanah kawasan perumahan. Pasti dengan sendirinya akan membuat nilai ekonomisnya semakin meningkat.

2. Terletak di kawasan yang padat penduduk

Bagi Anda yang memiliki bisnis properti di kawasan padat penduduk, maka harganya akan cenderung terus meningkat. Hal ini disebabkan bahwa properti atau perumahan yang berada di kawasan penduduk akan menuai aktivitas pembangunan dan ekonomi lebih tinggi dari pada di kawasan yang kurang padat penduduknya. Biasanya para pemburu properti akan lebih memilih properti yang berada di kawasan padat penduduk sebab akan lebih laku dan mudah jika ingin menjualnya kembali.

3. Kondisi fisik dan lingkungan

Kondisi fisik mencakup beberapa hal seperti luas, bentuk, dimensi, lokasi, kondisi permukaan tanah, topografi, jalur dan saluran air, kontur tanah, tingkat kesuburan, kemudahan pencapaian, lingkungan dan daya pandang (view). Sedangkan dari struktur dapat dilihat dari beberapa hal seperti desain, kualitas bangunan, tingkat penyesuaian dan keharmonisan dengan lingkungan sekitar.

4. Kondisi sosial

Beberapa kondisi sosial yang bisa mempengaruhi nilai properti di antaranya formasi tingkah laku keluarga misalnya saja tinggal sendiri atau sudah berkeluarga, populasi atau laju pertumbuhan penduduk, distribusi geografi atas golongan atau kelompok masyarakat, nilai masyarakat terhadap model, corak, arsitektur dan daya guna properti.

5. Kondisi pemerintah

Kondisi pemerintah sangat dipengaruhi oleh kebijakan pusat, provinsi dan pemerintah setempat. Kondisi tersebut mencakup beberapa hal di antaranya peruntukan tanah (zoning), peraturan mendirikan bangunan (KLB dan KDB), peraturan mengenai perumahan rakyat, peraturan sewa menyewa, peraturan mengenai pelestarian lingkungan hidup dan peraturan perlengkapan keselamatan gedung.

6. Aksesibilitas dari lokasi perumahan ke pusat-pusat kegiatan atau kemudahan mencapai jalur utama

Misalnya saja seperti yang berada di kawasan Megapolitan Jabodetabek yang memiliki pusat kegiatan di Jakarta. Perumahan yang berada di jalan utama kawasan tersebut pasti memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan perumahan yang berada di jalan yang lebih kecil.

Selain beberapa kondisi lingkungan tersebut, properti yang berada di kawasan ruang terbuka hijau juga bisa berdampak pada nilai jual properti tersebut. Hal ini disebabkan karena ruang terbuka hijau memiliki efek yang positif untuk kualitas hidup penghuninya. Seperti yang Anda ketahui bahwa banyak perumahan yang memiliki lingkungan tidak sehat seperti halnya dari udaranya yang tercemar, pemanasan global, air minum beracun bahkan juga makanan yang tidak sehat.

Oleh karena itu, saat ini banyak sekali pengembang yang sudah menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan bisnis propertinya. Sebab, masyarakat tentu akan lebih memilih kawasan perumahan yang memiliki ruang terbuka hijau dari pada perumahan yang tidak memiliki kawasan ruang terbuka hijau. Tentu saja hal ini juga sangat berpengaruh dalam peningkatan harga propertinya.